Saat ini, 50-100 juta orang diperkirakan
aktif mendengar musik melalui earphone setiap harinya. Berdasarkan penelitian,
sebagian besar mereka menyetel volume hingga di atas 89 desibel (sekitar volume
90 %) untuk mengimbangi kebisingan lalu lintas. Gangguan pendengaran karena
bising merupakan gangguan pendengaran tipe saraf (tuli sensorineural) akibat
kerusakan koklea atau saraf sensoris.
Menurut dr.Ronny Suwento, SpTHT, dari
Departemen Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT), RSCM, Jakarta, getaran kuat
akibat gelombang suara keras akan merusak sel-sel rambut koklea dalam telinga
dalam.
"Kerusakan
itu akan menghambat impuls listrik mencapai saraf pendengaran sehingga tidak
ada yang diteruskan ke otak untuk diinterpretasi sebagai suara," kata dr
Ronny. Gangguan pendengaran akibat paparan suara bising terjadi secara
bertahap. "Mungkin pada tahun-tahun awal orang itu tidak akan merasakan
gangguan karena suara yang kita gunakan dalam komunikasi sehari-hari hanya
500-4000 desibel," tambahnya. "Lambat laun ambang batas
pendengarannya makin menurun sampai akhirnya tidak bisa mendengar suara
lagi," kata dr Ronny.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketika
alat pemutar musik digital yang disambungkan dengan earphone diputar pada
volume optimal atau maksimal (intensitas sekitar 100 desibel), telinga hanya
boleh terpapar maksimal 5 menit per hari. Pada volume 90 persen (90 desibel)
hanya boleh terpapar selama 18 menit. Pada volume 80 persen (80 desibel), hanya
boleh 1,2 jam dosis maksimal per hari. Dan, pada volume 70 persen (70 desibel),
hanya boleh sekitar 4,6 jam maksimal per hari. Lebih dari itu, risiko
terjadinya trauma bising akan lebih besar. Jadi, sebaiknya dipakai pada volume
rendah karena akan lebih aman.
Ingat dengan pepatah yang mengatakan, “if
it is too loud you are too old?” Semakin sering kita mendengarkan bunyi yang
terlalu keras, maka usia kita akan jauh lebih tua dari usia sesungguhnya karena
pendengaran kita terganggu.
Memang tak terhitung banyaknya pengguna
celana jeans ketat. Namun, mungkin hanya segelintir yang mengerti efek negatif
memakai celana jenis itu. Menurut dr. Ryan Thamrin, penggunaan celana jeans
ketat pada wanita kerap menimbulkan masalah. Antara lain:
Bagi PriaPenggunaan celana jeans ketat yang terlampau sering menyebabkan daerah di sekitar kemaluan menjadi panas, sehingga berbahaya untuk sperma. Hasil penelitian di Indonesia menyebutkan bahwa kualitas sperma pria mengalami penurunan bila terlalu sering mengenakan celana jeans ketat. Disebutkan, jumlah sperma yang biasanya 60 juta per mililiter dapat turun drastis menjadi 20 juta per mililiter.
Secara ilmiah, hal ini dapat dijelaskan. Suhu yang tidak normal pada skrotum, yaitu lapisan yang melindungi kemaluan, dapat berakibat buruk pada kualitas sperma karena tumpukan keringat yang tidak bisa keluar di sekitar organ reproduksi. Sehingga dapat menimbulkan jamur yang akan meningkatkan suhu testis dalam produksi sperma. Bila diteruskan akan menjadi gatal dan menjalar ke bagian buah zakar.
Bagi Wanita
Banyak para wanita yang menginginkan penampilan terlihat sexy,sehingga mengenakan pakaian yang cenderung ketat agar dapat menunjukkan bentuk tubuhnya. Khususnya para pelajar dan mahasiswa sering sekali mereka mengenakan celana jeans yang ketat, hingga celana jenis ini menjadi pilihan utama bagi mereka. Tetapi apakah mereka tahu kalau mengenakan celana jeans terus menerus kurang baik untuk kesehatan terutama bagi organ intim kewanitaan. Apabila hal ini terjadi terus menerus maka, daerah itu akan menjadi lembab dan mudah sekali memicu tumbuhnya jamur. Disamping itu resiko untuk terjadinya iritasi maupun infeksi juga bertambah besar. Bila hal ini dibiarkan terus menerus maka akan membahayakan organ kewanitaan yang mengancam kesehatan reproduksi. Selain itu dengan menggunakan celana ketat, perut akan terasa sakit dan pernafasan juga akan terganggu karena perut selalu dalam keadaan tertekan yang pada akhirnya proses BAK (Buang Air Kecil) dan BAB (Buang Air Besar) juga akan terganggu. Jadi, dengan kenyataan yang demikian, maka perlu anda pertimbangkan jika ingin menggunakan celana ketat.
3. Menaruh Dompet di Saku Belakang Celana
Para ahli mengungkapkan orang-orang yang
duduk dengan dompet di saku belakang celana memiliki risiko merusak saraf-saraf
kunci. Kondisi ini sudah menjadi sangat umum di masyarakat hingga dijuluki
dengan nama hip-pocket syndrome atau wallet-neuropathy. Laki-laki yang selalu
meletakkan dompet di saku belakangnya adalah kelompok yang paling berisiko
terkena kondisi ini.
Ahli fisioterapi menuturkan adanya lonjakan
jumlah laki-laki yang menderita atau mengeluhkan sakit punggung bagian bawah,
dan diduga posisi dompet menjadi penyebab utama kondisi ini. “Saat ini semakin
banyak pasien saya yang datang ke klinik dengan keluhan seperti itu. Kondisi
ini dipicu oleh posisi dompet yang menekan saraf di belakang tubuh dan seiring
waktu bisa menyebabkan linu panggul,” ujar Julian Forth, seorang fisioterapis
di Buckhurst Hill, Essex, seperti dikutip dari BBCNews, Senin (14/3/2011).
4. Membunyikan Tulang Leher/Badan Lainnya
Memutar kepala setelah dipijat atau saat
leher terasa pegal memang sangat menyenangkan. Kepala merasa lebih enteng dan
rasa sakit yang ada di kepala apakah itu pusing atau sakit kepala, umumnya
segera hilang setelah terdengar bunyi tersebut.
Padahal, kebiasaan itu mempunyai akibat sampingan yang cukup berbahaya. Salah satunya, syaraf bisa terjepit di sela-sela tulang ekor leher. Menurut Brian Cassaza, M.D, dari Universitas California, Amerika, bila salah urat syaraf terjepit di antara tulang ekor leher. Maka, efeknya bisa bemacam-macam, tergantung dari jaringan saraf itu menuju ke mana. Tapi, pada umumnya, akan mengakibatkan organ tubuh seperti kaki dan tangan sulit dikomando oleh otak. Orang yang mengalami hal tersebut, biasanya berjalan seperti robot, karena, otak gagal memberi instruksi kepada organ-organ tubuh untuk melakukan apa yang diiinginkan. Jika kebiasaan ini dilakukan terus menerus maka dapat menimbulkan penyakit sendi yang kronis di kemudian hari.
5. Mandi Malam Hari
Mandi adalah salah satu upaya membersihkan
badan. Mandi biasanya dilakukan sehari 2 kali, yakni pagi setelah bangun tidur
dan sore hari sepulang dari aktivitas seharian. Mandi jarang dilakukan pada
malam hari, kecuali bagi mereka yang pada sore hari tidak sempat mandi karena
ada pekerjaan sampai agak malam.
Menurut
dr.Cici Lia Novita, mandi pada malam hari sebenarnya
tidak membawa dampak negatif bagi kesehatan bagi orang yang tidak mempunyai
riwayat penyakit tertentu seperti rematik, jantung dan asma.Ia
mengakui, jika waktu malam hari itu udara khususnya di Indonesia kelembabannya
lebih tinggi sehingga bila tubuh yang sudah kedinginan diberi air dingin akan
menjadi kaku. “Tidak masalah, selama kondisi tubuh sehat dan tidak ada penyakit
rematik, jantung dan asma,” ujarnya.Bagi penderita penyakit rematik memang tidak dianjurkan untuk mandi malam hari, karena dengan semakin dinginnya tubuh dan sendi akan membuat sendi-sendi yang terkena rematik menjadi kaku sehingga akan timbul rasa sakit yang kita kenal sebagai serangan rematik. “Makanya jika bisa mandi lebih pagi kenapa harus selalu mandi di malam hari, agar tubuh jadi tidak kedinginan. Untuk menghindari akibat yang tidak diinginkan,” ujar lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada UGM) ini.
Sebenarnya kebiasaan mandi malam tidak berpengaruh secara langsung terhadap timbulnya penyakit rematik. Mandi malam akan berpengaruh terhadap timbulnya nyeri sendi jika memang sudah memiliki riwayat penyakit rematik sebelumnya.Hal tersebut berkaitan dengan menyempitnya pembuluh darah akibat hawa dingin yang akan berpengaruh pada kurang tersuplainya oksigen ke sendi sehingga terjadilah nyeri.
Namun, ada baiknya jika cuaca dingin, mandi malam hari menggunakan air yang hangat dan ketika badan tidak sedang sakit. “Kalaupun rematik, kalau pakai hangat sebenarnya tidak masalah. Apalagi, jika kondisi tubuh sedang gerah dan lelah. Karena mandi akan membuat tidur lebih nyenyak,” ujar dr Cici.
Mengenai mandi malam bagi ibu hamil, dr Cici mengatakan sama saja. Hanya saja, sebaiknya menggunakan air hangat karena biasanya pada saat hamil pembuluh darah menyempit dan ini juga terjadi pada tubuh dalam keadaan dingin. “Makanya dengan air hangat akan mencegah risiko terjadinya sakit kepala. Karena air hangat bisa memperlebar kembali pembuluh darah yang menyempit,” terangnya. Pada pagi hari pun demikian. Jika kondisi cuaca dingin, ada baiknya bagi penderita rematik untuk mandi air hangat. “Jadi bukan karena malam atau siang, tapi karena suhu air dan udara saja,” ujarnya.
Lalu bagaimana kita mengetahui jika kita memiliki rematik? Ia menjelaskan, salah satu gejala rematik adalah seseorang yang sering merasakan nyeri sendi pada pagi hari, nyeri sendi saat baru bergerak. Penyakit ini bisa menimpa semua usia, namun berisiko pada usia lanjut dan orang yang memiliki berat badan berlebih.
Rematik, kata dr Cici, sebenarnya terdiri dari beberapa jenis. Jenis-jenis rematik tersebut bergantung pada penyebab terjadinya rematik. Sebagian besar rematik disebabkan oleh adanya peradangan pada sendi. Peradangan sendi ini pun dapat terjadi mulai dari kekurangan hormon estrogen, faktor genetik, osteoporosis, dan lainnya Ditanya soal makanan, sebenarnya tidak ada pantangan khusus untuk makanan. Biasanya yang terkait dengan pola makan ada penyakit asam urat. “Gejalanya memang mirip dengan rematik,” ujarnya
0 komentar: